Indonesia memiliki populasi keturunan Tionghoa terbesar di dunia, mencapai 11,2 juta jiwa. Negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia, juga memiliki populasi keturunan Tionghoa yang besar, masing-masing sekitar 7 juta dan 6,9 juta orang.

Sejarah hubungan Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin sejak abad pertama dan kedua, ketika pedagang Tiongkok mengunjungi Sumatra dan Jawa. Mereka datang karena tertarik dengan kekayaan alam Indonesia dan lokasi strategisnya. Pada masa itu, pedagang Tiongkok sering menetap sementara di Indonesia, menunggu musim yang baik untuk kembali ke Tiongkok.
Migrasi Tionghoa ke Indonesia meningkat setelah abad ke-19, meskipun sebagian besar imigran awal adalah pria dari selatan Tiongkok. Banyak dari mereka yang menikah dengan wanita pribumi dan membentuk komunitas Tionghoa Peranakan, yang mengadopsi budaya lokal, termasuk bahasa. Selain itu, ada juga komunitas Tionghoa Totok, yang masih mempertahankan budaya asli Tiongkok.
Kehadiran imigran Tionghoa memberi pengaruh besar pada budaya Indonesia, misalnya dalam kuliner, pengobatan tradisional, dan seni. Selain itu, pada masa penjajahan Belanda, banyak orang Tionghoa dibawa untuk bekerja di sektor perdagangan, perkebunan, dan pertambangan. Seiring waktu, banyak yang memilih untuk tetap tinggal dan mengembangkan bisnis di Indonesia.
Populasi keturunan Tionghoa di Indonesia terus berkembang, dengan banyak di antaranya berhasil membangun kehidupan yang stabil dan mapan